Di edisi kali ini, ada Mas Dhimas Fachri, alumni Fakultas Psikologi UMM angkatan tahun 2015, yang ingin sharing hal-hal penting untuk kamu para Civitas Fapsi UMM, khususnya, yang masih bingung ingin melanjutkan studi atau fokus membangun karir.
Setelah lulus di tahun 2019, Mas Dhimas bercerita ia sempat mencoba untuk mendaftar ke banyak perusahaan, namun ia mengaku sering mendapatkan hasil yang negatif. Meski demikian, Mas Dhimas tidak berputus asa dan tetap mencoba untuk mendaftar ke perusahaan-perusahaan lainnya sembari terus bermuhasabah diri. Melalui sesi muhasabah ini, Mas Dhimas akhirnya paham kemampuan apa yang harus ia kembangkan dan akhirnya ia mengikuti berbagai kelas pengembangan, seminar, dan training terkait public speaking, organization development, learning development, dan topik-topik lain yang relevan dengan kebutuhan di dunia I/O.
Usaha-usaha tersebut akhirnya membuahkan hasil, dimana Mas Dhimas diterima bekerja di salah satu perusahaan minyak dan gas di Kalimantan Timur sebagai staff maintenance. Sedikit gambaran mengenai tugas Mas Dhimas ketika itu antara lain melakukan tindakan preventif pada perlengkapan-perlengkapan kilang, melakukan perawatan logistik, serta menjaga keamanan para pekerja, baik fisik maupun psikis. Namun setelah beberapa lama bekerja disana, Mas Dhimas memutuskan untuk resign dan melanjutkan studi ke program magister.
“Di tempat kerja sebelumnya, saya mengantongi cukup banyak pengalaman. Tapi saya pikir, saya harus terus upgrade kapasitas saya agar tidak stuck, dan itulah kenapa akhirnya saya memutuskan lanjut S2. Alhamdulillah saya diterima di UNAIR dengan jurusan Pengembangan SDM,” kata Mas Dhimas ketika ditemui pada Sabtu (6/1/24).
Terkait pilihan jurusan yang tergolong unik karena tidak linier dengan jurusan ketika sarjana, Mas Dhimas menyampaikan dirinya telah mempertimbangkan dengan matang pilihan tersebut. Mas Dhimas tidak ingin pilihannya untuk lanjut S2 hanya menjadi formalitas. Oleh sebab itu, Mas Dhimas mulai menyusun rencana jangka panjang dan dari sana ia dapat melihat jurusan apa yang sekiranya relevan untuk mencapai ekspektasinya di masa yang akan datang.
“Yang paling penting itu sebenarnya adalah tujuan kita harus jelas dulu. Jangan karena ingin menghindari dunia kerja atau sebatas ikut-ikutan temen, akhirnya kita lanjut S2. Saya jamin ilmunya ga akan berkah. Kalau sudah mantap S2, barulah kita menentukan jurusannya. Dan semisal jurusan yang dipilih ga linier, berarti ya mesti belajar lebih giat lagi untuk mengejar ketertinggalan,” pesan Mas Dhimas.
Saat ini Mas Dhimas telah lulus dari program magisternya dan bekerja di Unit Konsultan Sekolah Pasca Sarjana UNAIR. Beberapa tugas yang diemban oleh Mas Dhimas di tempat kerjanya sekarang antara lain memberikan jasa konsultasi human resources dan business plan, melakukan beberapa penelitian terkait SDM maupun perusahaan, serta membangun relasi ke pemerintahan, BUMN, BUMD, dan berbagai instansi pendidikan yang bermitra dengan UNAIR.
Selain cerita-cerita di atas, Mas Dhimas juga menyampaikan pesan kepada kamu yang masih berstatus aktif sebagai mahasiswa agar mempersiapkan sejak jauh-jauh hari terkait pengembangan skills yang relevan dengan tuntutan industri. Salah satunya dapat dilakukan melalui keikutsertaan dalam organisasi dan sebisanya menjadi pengurus harian atau inti di organisasi yang diikuti. Melalui proses di organisasinya dulu, Mas Dhimas mengaku dapat mengasah skill yang memang sangat diperlukan di tempat kerja, yakni bagaimana menjalankan tanggung jawab. Baginya, skill ini justru langka di kalangan para pekerja, apalagi yang sebelumnya tidak memiliki pengalaman berorganisasi.
“Untuk temen-temen Gen Z, jangan gampang putus asa. Pasca lulus, tuntutan yang kamu hadapi akan jauh lebih kejam dari sekedar tugas-tugas praktikum semasa kuliah. Kamu perlu mulai bermuhasabah biar kamu tahu dimana kurangmu. Kembangkan, coba-coba hal baru, ikut organisasi, dan pikirkan dengan matang langkah-langkah yang akan kamu ambil ke depan,” ujar Mas Dhimas.